Beranda | Artikel
Membersihkan Hati dari Cinta Dunia (1)
Kamis, 14 April 2011

MEMBERSIHKAN HATI DARI CINTA DUNIA

Kisah Nyata, Kesaksian Abdullah Bani’mah.
Dalam hidup ini, manusia bisa menjadi penyeru kepada kebaikan dan hidayah atau menjadi penyeru kepada keburukan dan kesesatan. Manusia bisa menjadi orang yang diseru kepada kebaikan dan hidayah atau diseru kepada keburukan dan kesesatan.

Pilihlah, Anda di posisi yang mana?

Semoga Allah memuliakan kita dengan mengaruniakan kepada kita sahabat-sahabat yang saleh yang mengingatkan kita kepada Allah agar hati kita menjadi suci.

Sungguh hati kita ini telah dipenuhi dengan kotoran dunia.

Kalau kita tidak berusaha untuk menyelamatkan hati kita dari kotoran dunia, maka kita akan binasa. Hendaklah kita koreksi diri kita sendiri, apakah pemikiran kita adalah pemikiran akhirat atau dunia?

Hendaklah kita koreksi diri kita sendiri, apakah aktivitas kita sehari-hari penuh dengan dzikir kepada Allah dan menjadikan setiap aktivitas kita sebagai sarana untuk ibadah sesuai dengan keridhaan Allah? Ataukah ibadah kita sehari-hari terbatas pada shalat lima waktu saja? Artinya aktivitas-aktivitas kita di luar shalat banyak yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam?

Apakah aktivitas-aktivitas kita di luar shalat untuk kepentingan akhirat,  atau untuk kepentingan dunia?

Apakah kita termasuk orang yang tamak terhadap dunia, berusaha untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan halal atau haram?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi untuk mencapai kedudukan dan jabatan meskipun harus menzalimi orang lain dan menghalalkan segala cara?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi mencari pengaruh dan pengikut meskipun harus berdusta, memfitnah orang lain dan memprovokasi masyarakat?

Apakah kita termasuk orang yang berambisi untuk menggapai dunia meskipun harus berbuat kesyirikan, kekufuran, kemunafikan dan kebid’ahan?

Apakah kita termasuk orang yang mencari kepuasan dunia meskipun harus berbuat dosa besar seperti membunuh, berzina, berjudi, berbuat riba dan dosa-dosa lainnya?

Manusia bisa berbohong kepada orang lain bahwa pemikiran kita dan aktivitas kita sehari-hari adalah untuk mencari ridha Allah dan mengharap negeri akhirat, tetapi dia tidak bisa membohongi dirinya sendiri dan tidak bisa membohongi Allah.

Hendaklah kita sadar dan bertaubat sebelum malaikat maut tiba mencabut nyawa kita. Hendaklah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membersihkan hati kita dari kotoran dunia.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah sesungguhnya pada tubuh manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh anggota tubuh lainnya, jika ia rusak maka rusaklah seluruh anggota tubuh lainnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati.”[HR Muslim]

Kalau hati kita masih dipenuhi dengan dunia, lalu datang suatu kejadian berat menimpa kita maka kita tidak akan mampu memikulnya, tidak mampu untuk tawakkal, tidak mampu untuk sabar, tidak mampu untuk mengucapkan kalimat tauhid “La ilaha illallah”.

Pernah suatu ketika terjadi kebakaran di gedung apartemen tempat kami tinggal. Saat itu tidak ada orang lain kecuali aku sudah dalam keadaan lumpuh dan ibuku. Kami tertidur dengan pulas. Aku terbangun dikarenakan asap yang telah menyesakkan nafasku dan dikarenakan orang-orang di luar pintu menggedor-gedor pintu apartemen kami dengan kerasnya. Saat itu aku sedang berpuasa sunnah. Setelah aku terbangun dan melihat kebakaran, seharusnya yang pertama keluar dari lisanku adalah berdzikir kepada Allah seperti mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’unlaa ilaha illallahlaa hawla wa laa quwwata illa billah atau lainnya sambil berusaha untuk mencari keselamatan. Tapi yang aku lakukan secara spontan karena panik adalah aku berteriak memanggil nama anak bibiku yang senantiasa membantu dan ikut merawatku, “Ahmad! Adnan! Ahmad! Adnan!”

Saat Hidayah Menyapa, Daun Publishing
Fariq Gasim Anuz


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/3038-membersihkan-hati-dari-cinta-dunia-1.html